SOAL
Ibu Wati meminta peserta didiknya untuk
mencatat dan mempelajari gejala-gejala alam seperti suhu udara, cuaca panas dan
dingin, terjadinya hujan, terjadinya pelangi, terjadinya angin darat dan angin
laut, peristiwa gunung meletus serta berbagai gejala alam yang terjadi
disekitar mereka baik secara individu maupun berkelompok. Untuk melatih
kemandirian peserta didik dan menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, dan
menyenangkan, maka kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam
bentuk mengamati langsung, bertanya kepada ahli, membaca litelatur dan
membuktikan atau mecobanya sendiri.
Dari kegiatan di atas kecerdasan majemuk apa yang sedang dikembangkan
Ibu Wati?
JAWABAN
Dari persoalan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Ibu Wati mengembangkan beberapa kecerdasan majemuk peserta
didik, diantaranya:
1.
Kecerdasan
Logis Matematis
Kecerdasan ini
mencakup tiga bidang yang saling berhubungan yaitu; matematika, Ilmu
Pengetahuan (sains), dan logika, yang melibatkan banyak komponen seperti
perhitungan secara matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, pertimbangan
deduktif induktif, ketajaman pola dan hubungan. Karakteristik kecerdasan logis
matematis adalah :
1) Menggunakan
angka, penalaran, hubungan sebab-akibat dan hubungan logis suatu peristiwa.
2) Menunjukkan
ketrampilan pemecahan yang logis.
3) Berpikir
secara matematis dengan mengumpulkan bukti, membuat hipotesis, merumuskan
berbagai model, mengembangkan contoh-contoh tandingan, dan membuat argument
yang kuat.
4) Menyukai
operasi yang kompleks seperti kalkulus, fisika, pemograman komputer, atau
metode penelitian.
5)
Mengungkapkan ketertarikan dalam karir-karir
seperti akuntansi, teknologi komputer, hokum, mesin, dan ilmu kimia.
Pembelajaran logis
matematis di sekolah dapat dikembangkan melalui beberapa strategi seperti
berikut ini:
1) Menceritakan
masalah yang dihadapi sehari-hari, kemudian dipecahkan dengan bantuan pemikiran
matematis dengan mengatur waktu penyelesaian dengan tepat dan efektif.
2) Merencanakan
suatu eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang diawali dengan
mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menafsirkan
data, dan menarik kesimpulan.
3) Membuat
diagram venn untuk mempolakan masalah agar mudah membangun pengertian sehingga
mudah dipecahkan.
4) Membuat
analogi untuk menjelaskan sesuatu sehingga mudah dipahami, misalnya menjelaskan
tentang peristiwa erosi diwujudkan dengan analogi menumpahkan air pada kepala
yang tidak berambut, air akan cepat mengalir ke badan.
5) Menggunakan
ketrampilan berpikir dari tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi untuk
menyelesaikan masalah.
6) Mengkategorikan
fakta – fakta yang dipelajari sesuai sifat dan jenisnya untuk memudahkan
mengingat.
7)
Merancang suatu pola atau kode, atau simbol
untuk mengetahui obyek yang ingin dipelajari.
2.
Kecerdasana
Bahasa
Merupakan
kemampuan menggunakan kata, baik itu verbal maupun tulisan, termasuk keahlian
berbahasa. Orang – orang yang kurang dalam penglihatan, pendengaran, atau
berbicara akan mengembangkan bahasa dan ketrampilan berkomunikasi dengan cara
lainnya. Kecerdasan ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Menirukan
suara, bahasa, membaca, menulis, dari orang lainnya.
2) Menggunakan
ketrampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca untuk mengingat,
berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan, mempengaruhi, menciptakan pengetahuan,
menyusun makna, dan menggambarkan bahasa itu sendiri.
3) Membaca
secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan, atau menerangkan, mengingat
yang telah dibaca.
4) Menulis
secara efektif, menerapkan aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan
menggunakan kosakata yang efektif
5)
Menunjukkan minat dalam jurnalisme, puisi,
bercerita, debat, berbicara, menulis, atau menyunting.
Pembelajaran yang
dapat membangkitkan kecerdasan linguistik dalam diri pesera didik dengan
strategi berikut;
1) Bercerita
2) Diskusi
3) Merekam
dengan tape recorder
4) Menulis
jurnal
5) Publikasi
3.
Kecerdasan
Kinestetik
Meliputi kemampuan
fisik, baik itu kecepatan, kelenturan, kekuatan, dan lain - lain. Karakteristik
kecerdasan kinestetik sebagai berikut:
1) Belajar
dengan langsung terlibat
2) Sensitive
dan responsive terhadap lingkungan dan system secara fisik
3) Mendemostrasikan
keseimbangan, ketrampilan, dan ketelitian dalam tugas fisik
4) Mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki segala sesuatu dan sempurna secara pementasan
fisik.
5)
Mengekspresikan ketertarikan pada karir atlit,
penari, ahli bedah, atau pembuat gedung
4.
Kecerdasan
Interpersonal
Kepekaan terhadap
ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat serta kemampuan membedakan aneka tanda
interpersonal & menanggapinya secara efektif. Karakteristik kecerdasan
interpersonal sebagai berikut:
1.
Terikat dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain.
2.
Merasakan pikiran, perasaan, motivasi, tingkah laku orang lain.
3.
Mempengaruhi pendapatan dan perbuatan orang lain
4.
Menyesuaiakan diri terhadap lingkungan dan grup yang berbeda
5.
Tertarik pada karir seperti mengajar, pekerjaan social, konseling, manajemen,
dan politik.
Pembelajaran dikelas yang mengaktifkan kecerdasan
interpersonal adalah;
1. Berbagi rasa
dengan teman sekelas
2.
Kerja kelompok
3.
Simulasi
5.
Kecerdasan
Naturalis
Kecerdasan
mengenali benda-benda fisik & fenomena alam. Biasanya kecerdasan naturalis
ini dimiliki oleh ahli biologi, pecinta alam, aktivis lingkungan, pendaki
gunung, dan lainnya. Karakteristik kecerdasan naturalis sebagai berikut:
1.
Suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan.
2.
Sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka
3.
Suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang.
4.
Menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam.
5.
Suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya.
6. Berprestasi dalam
mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Pembelajaran di
kelas yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah;
1.
Jalan – jalan di alam terbuka
Cara
ini untuk menguatkan materi yang akan dipelajari untuk semua mata pelajaran,
misalnya untuk napak tilas perjuangan pahlawan, mempelajari pertumbuhan dan
cuaca.
2.
Melihat keluar jendela
Untuk
mengurangi kebosanan peserta didik di kelas, metode ini dapat dilakukan oleh
guru dengan observasi diluar kelas, melakukan pengamatan, dan mencatatat
hasilnya.
3.
Ekostudi
Strategi ini mengintegrasikan kepedulian peserta didik pada kelangsungan bumi untuk semua mata pelajaran.