BERPIKIR KRITIS, BERTINDAK KREATIF DAN KOMPETITIF


Menghadapi Abad ke 21 generasi muda Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan baik internal maupun eksternal yang komplek yang memerlukan kemampuan serta kecakapan tersendiri. Oleh karena itu, dunia pendidikan Indonesia harus mampu mengantisipasi dan melakukan tindakan-tindakan nyata bidang pendidikan yang mampu menghasilkan out come tangguh dan mampu enghadapi kehidupan abad ke 21. 
Untuk menghadapi abad 21 tersebut, dirasa sangat perlu mengembangkan tiga pilar, yakni:
1. Karakter yang meliputi karakter  moral dan kinerja (tuntas, tangguh). Terkait dengan  kualitas karakter siswa beradaptasi pada lingkungan yang dinamis. yang meliputi 9 point, yakni  nilai pancacila, ketaqwaan, integritas, rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, kemampuan adaptasi, kepemimpinan , kessdaran sosial dan budaya. 
2. Literacy, dalam kaitan ini literacy yang bukan sekedar baca tetapi daya baca, ini merupakan tantangan berat, sebab kondisi saat ini , kita prihatin dimana literacy Indonesia jika diperingkat,  dari 61 negara indonesia ada di peringkat 60, padahal infrastruktur kita di atas Jerman dan korsel. Terkait dengan dunia pendidikan, siswa menarapkan keterampilan dasar sehari hari, yang meliputi baca tulis, berhitung, sains, teknologi komputer dan informatika, finansial, budaya dan kewarganegaraan.
3. Kecakapan yang disingkat  4C yakni  Creativative,, Critical thinking, Communication dan Collaboration atau dalam bahasa Indonesia disingkan 4K yakni : Kompetensi. Kritis, Komunikasi dan Kolaborasi.  
Berfikir Kritis
Perlu kita fahami bersama bahwa melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) penyelesaian masalah (Problem Soving) dan pembelajaran berbasis projek (Project based learning) yang dapat mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi (curiuos), pemberian kesempatan kepada setiap peserta didik  untuk bertanya dan mengemukakan pendapat secara bertanggung jawab, melatih peserta didik untuk dapat menyimpulkan kemudian melakukan  refleksi bersama, serta terus mengembangkan evaluasi  pada level HOTS dan jawaban terbuka merupakan langkah langkah yang dapat mengembangkan kemampuan siswa berfikir kritis dan pemecahan masalah. 
Melaui pembelajaran yang demikian,  maka peserta didik berusaha dikondidikan  untuk  dapat memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga dikondisikan untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dalam problem solving yakni  berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, lebih jauh dari itu melalui pembelajaran yang demikian peserta didik juga dibangun untuk  memiliki kemampuan dalam menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
Kreatif dan Inovatif
Secara sederhana kreatif diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dan pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing). Dengan demikian Kecakapan kreativitas dan inovasi merupakan kecakapan dimana peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. 
Secara operasional kreatif didefinisikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan. Pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kreativitas, hanya saja  tidak semua semua peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya dengan benar. Oleh karena itu diperlukan peran guru untuk  mengembangkan kreatifitas peserta didik melalui pembelajarannya. 
Komunikasi
Komunikasi sering diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami. Peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari  pendidiknya.
Karakteristik komunikasi pada abad 21 sebagai abad digital, tentu tidak lepas dari komunikasi digital. Komunikasi ini  melewati batas wilayah negara dengan menggunakan perangkat teknologi yang semakin canggih. Internet sangat membantu manusia dalam berkomunikasi. Saat ini begitu banyak media sosial yang digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui smartphone yang dimilikinya, dalam hitungan detik, manusia dapat dengan mudah terhubung ke seluruh dunia. 
Kemampuan komunikasi peserta didik, baik komunikasi antara peserta didik dengan guru, maupun komunikasi antar sesama peserta didik sangat mungkin terjadi dalam pembelajaran, oleh karena itu pembelajaran meruakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik. hal ini dapat berlangsung ketika bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi, Oleh karenanya guru harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Kolaborasi
Jika kita amati lebih seksama, dalam dunia nyata saat ini banyak orang yang cerdas secara intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam tim, kurang mampu mengendalikan emosi, dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini tentunya akan menghambat jalan menuju kesuksesannya, karena menurut sebuah  penelitian  yang dilakukan oleh Harvard University, kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft skiil. Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang matang.
Kecakapan berkolaborasi ditunjukan dengan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Terkait dengan upaya mengembangkan kemampuan berolaborasi ini, maka pembelajaran kelompok atau cooperative learning,  sangat perlu dikembangkan untuk melatih siswa mengembangkan kemampuan  berkolaborasi dan bekerjasama. Melalui pembelajaran ini, kita juga  menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota., Melalui pembelajaran demikian, peserta didik juga dibiasakan dalam suasana beberagaman yang bertoleransi. yang sangat diperlukan bangsa Indonesia yang berbineka.
Share:

No comments:

Post a Comment

Blogroll

Popular Post

Labels

Followers

Blog Stats

Label List


AD (728x90)

Label Cloud

Popular Posts

Labels Cloud

Recent Posts