Pilkada serentak tahun 2018-2019 akan terasa sangat panas,
dengan banyaknya isu yang bergulir di tahun politik ini, khususnya isu sara
yang selalu memantik perdebatan bahkan sampai menyeret ke ranah hukum akan selalu
menjadi pemandangan di tahun politik dalam menyambut pesta demokrasi.
Tidak ketinggalan dengan jawa timur, mungkin di jawa timur
tidak langsung terasa hawa panas tersebut, tapi paling tidak sudah terlihat
adanya gejolak yang ditimbulkan dikarenakan dua kader terbaik NU bersaing untuk
memperebutkan tahta jatim 1. Semua orang tahu bahwa NU merupakan organisasi
keagamaan, sosial masyarakat terbesar di jatim, dengan persaingan dua kader
terbaik oragnisasi tersebut dapat dikatakan suara NU terbelah menjadi dua dan
ini bisa dikatakan sebagai awal dari konflik internal dalam diri NU khususnya
dan islam pada umumnya. Seperti diketahui bahwa kedua calon gubernur jatim baik
Bu Khofifah maupun Gus Ipul adalah kader NU tulen, keduanya pernah menjabat
sebagai pimpinan tertinggi di salah satu badan otonom NU. Seperti yang telah diketahui
bersama prinsip Nahdliyin dengan sami’na wa atha’na kepada kyai, sehingga Sebagai
kader NU keduanya mengklaim mendapatkan suara dari kyai NU Jawa Timur. Hal ini
ditunjukkan dengan gencarnya safari ke pondok pesantren NU yang telah dilakukan
oleh kedua calon, baik Bu Khofifah maupun Gus Ipul.
Terlepas dari hal tersebut, jangan sampai lupa bahwa jawa
timur tidak hanya milik NU tapi masih banyak sekali organisasi masyarakat,
organisasi keagamaan dan organisasi politik yang juga berperan penting dalam
pemilihan gubernur jatim. Oleh sebab itu, walaupun kedua calon berlatar
belakang NU tapi tidak hanya NU yang menentukan siapa yang jadi gubernur kelak.
Faktor lainpun harus diperhatikan oleh kedua pasang calon sehingga bisa menarik
simpati dan suara masyarakat Jawa Timur.
Siapapun yang akan jadi Gubernur dan memimpin jatim untuk 5
tahun ke depan semoga bisa tetap menjaga keutuhan Jatim dan tidak ada konflik
yang tersisa setelah perhelatan pesta demokrasi pilkada di jatim, karena Jatim
adalah kita, kita adalah jatim, jangan sampai konflik pilkada memecah jatim
hanya karena kepentingan politik semata. Baik Bu Khofifah maupun Gus Ipul insya Allah keduanya merupakan kader terbaik NU dan kompeten dalam kancah perpolitikan nasional. NU, Muhammadiyah, salafi, persis dan lainnya harus tetap berangkulan untuk mewujudkan jatim yang sejahtera.
No comments:
Post a Comment