Sekilas judul di atas tidak ada hubungannya sama
sekali. Bagaimana tidak, antara pemilu dengan RSJ (Rumah Sakit Jiwa) adalah dua
hal yang sangat jauh, bahkan bisa dibilang tidak nyambung. Tapi, apa dikata,
inilah fakta sosial. Fakta yang ada telah menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara pemilu dengan RSJ.
Bukan pelaksanaan pemilunya yang menghubungankan
dengan RSJ, tapi peserta pemilu. Siapa lagi kalau bukan para caleg (Calon
Legislatif) yang depresi ketika tidak terpilih. Alih-alih merubah nasib agar
bisa hidup lebih layak dengan mencalokan diri sebagai anggota dewan, sehingga
dengan segala cara dilakukan caleg untuk meraih tujuannya (terpilih sebagai
anggota dewan). Bahkan uang ratusan jutapun bisa digelontorkan hanya untuk
pemenangan dalam pemilu. Hal inilah yang membuat banyak caleg yag stres ketika
mereka tidak bisa memenuhi hasyratnya untuk duduk di kursi legislatif. Tentu
masih sangat jelas dalam pikiran kita bagaimana pemilu 5 tahun yang lalu,
bagaimana para caleg yang gagal dan tidak bisa terima kenyataan harus menginap
di RSJ atau bahkan ada yang mencoba bunuh diri. Semua itu terjadi hanya karena
para caleg tidak bisa terima kenyataan yang mana notabene mereka sudah
mengeluarkan banyak uang dan melakukan segala cara, bahkan cara yang tidak
logispun dilakukan dengan datang ke dukun. Tapi, apa dikata keputusan tertinggi
hanya di tanganNYA.
Karena fakta tersebut, RSJ pun tidak mau kerepotan
pasca pemilu. Belajar dari pemilu sebelumnya. sehingga mulai jelang pemilu tahun
banyak RSJ yang berbenah dengan menambah kamar, fasilitas RSJ atau sekedar
pengurus para gangguan kejiawaan. Tidak lain dan tidak bukan hal ini dilakukan
hanya untuk persiapan pasca pemilu yang diprediksi akan melahirkan banyak orang
stres.
Tentukan bukan seperti pemilu tahun lalu yang
diharapkan, tapi pemilu yang sehat, caleg yang lebih dewasa dan bisa menerima
kalah atau menanglah yang sangat diharapkan agar tercipta suasana demokrasi
yang ideal di negeri tercinta ini. Semoga....!!!
No comments:
Post a Comment