KONEKSI ANTAR MATERI – MODUL 1.2
Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga
Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model
refleksi 4P):
1. Peristiwa
Modul 1.1 dan modul 1.2 merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Momen yang paling mencerahkan bagi saya adalah nilai dan peran Guru Penggerak
diharapkan mampu mewujudkan pembelajaran yang selaras dengan filosofi KHD.
Sejatinya, pembelajaran tidak hanya sebatas transfer pengetahuan (Knowledge)
semata, tetapi lebih pada penanaman nilai-nilai kehidupan dan spiritual. Jika
mengacu pada hal tersebut, pendidikan karakter merupakan pondasi utama dalam
pembelajaran. Pendidikan
pada akhirnya bertujuan untuk memanusiakan manusia, sehingga tugas seorang guru
penggerak yaitu menuntun murdi dalam pembelajaran untuk bisa berkembang
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.
Sebagaimana seorang petani menumbuhkan tanaman dengan penuh
kasih sayang dan kesabaran, guru penggerak juga harus memfasilitasi anak dalam
pembelajaran dengan penuh kasih saying dan kesabaran agar anak bisa berkembang
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, sehingga laku siswa bisa selaras
antara budi dan pekertinya yang menjadikan manusia merdeka seutuhnya.
Mengenai keterkaitan
antara nilai dan peran guru penggerak dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara yaitu
guru dapat menjalankan nilai dan peran dengan baik dan konsisten untuk mandiri,
reflektif inovatif, kolaboratif, pembelajaran yang berpusat pada murid. Dalam
pengimplementasiannya, seorang guru penggerak harus berpegang pada Trilogi
Pendidikan yang diajarkan oleh KHD, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani.
Pemikiran tersebut tidak terlepas dari nilai dan peran seorang guru pada pendidikan Adapun nilai-nilai dan peran seorang guru penggerak antara lain sebagai berikut:
- Memimpin pembelajaran yang kolaboratif, reflektif dan inovatif
- Menjadi coach bagi guru lain yang mandiri dan kolaboratif
- Mendorong kolaborasi baik dengan siswa maupun sesame guru
- Menggerakkan komunitas praktisi yang dilaksanakan secara kolaboratif
2. Perasaan
Saat momen itu terjadi saya menjadi sadar bahwa pemahaman
awal saya tentang pembelajaran salah besar. Saya merasa mendapat tamparan yang
luar biasa, sehingga saya mulai merenung, mengevaluasi dan mereset pikiran saya
terkait pembelajaran dengan bertekad dan termotivasi untuk merubah haluan dan
melaksanakan pembelajaran baru sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak.
3. Pembelajaran:
Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa bahwa
pembelajaran yang paling efektif adalah pembelajaran yang berpusat pada guru,
guru berhak mengarahkan murid untuk mengikuti apa yang diinginkannya. Guru juga
hanya terpacu pada ketuntasan pencapaian materi belaka . setelah mempelajari
modul 1.1 dan 1.2 saya berpikir bahwa Pembelajaran harus berpihak pada murid,
pembelajaran harus mengantarkan murid menjadi manusia merdeka sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zamannya, seorang guru penggerak harus memunculkan nilai
positif pada dirinya untuk mewujudkan filosofi pendidikan KHD dengan berpegang
pada nilai dan peran guru penggerak.
4. Penerapan ke depan (Rencana):
Pengembangan diri yang sederhana, konkret dan berusaha untuk konsisten saya lakukan mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak yaitu:
- Memperbanyak literasi terkait pembelajaran yang manarik dan bermakna
- Melakukan sharing dengan rekan sejawat maupun rekan CGP terkait pembelajaran yang baik
- Mendesain pembelajaran yang kontekstual berbasis kinerja dan proyek.
- Melakukan kolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, maupun orang tua siswa terkait keberhasilan pembelajaran dan pendidikan
- Berupaya selalu memunculkan inovasi dan memunculkan ide-ide kreatif dalam mensukseskan proses pembelajaran