TUGAS MODUL 4 KB 4 (SISTEM PEMINDAH TENAGA ALAT BERAT)


Nama               : Muh. Amri Mukhtarifin
No_Peserta      : 18050142710183
Kelas               : Kompetensi Pedagogi UM – S22018 – 427 – Teknik Otomotif – Kelas B

TUGAS MODUL 4 (KEAHLIAN)
Kegiatan Belajar 4 “Sistem Pemindah Tenaga Alat Berat”
SOAL
1.        Akses terhadap buku manual salah satu jenis dan merek alat berat, gambarkan skema sistem pemindah dayanya secara urut beserta cara kerjanya!
2.        Akses salah satu buku manual alat berat, buat ringkasan perawatan dan pengujian yang harus dilakukan pada komponen-komponen sistem pemindah dayanya!

JAWAB
1.        Skema system pemindah daya alat berat (Unit Buldozer Komatsu)
Secara umum, sistem pemindah tenaga pada alat berat tidak jauh beda dengan powertrain kendaraan ringan. Beberapa komponen tersebut antara lain:
  1. Kopling
Kopling berfungsi untuk memutuskan dan menyambungkan tenaga dari mesin menuju komponen powertrain lainnya. Kopling akan diaktifkan saat operator akan mengubah tingkat percepatan gigi, dalam hal ini putaran mesin harus diputus kalau tidak akan timbul efek nyentak karena perbedaan rasio gigi.
Ada dua macam kopling yang sering digunakan
  • Manual flywheel clutch, ini menggunakan beberapa plat yang bergesekan dengan flywheel. Saat akan memutuskan hubungan powerflow, maka operator harus menginjak pedal secara manual. Tipe ini memiliki konstruksi yang sederhana sehingga cocok untuk alat berat dengan ukuran kecil.
  • Hydraulic torque converter, berbeda dengan tipe manual clutch, torque converter bekerja secara otomatis yang artinya operator tidak perlu menginjak pedal kopling untuk pindah gigi. Torque converter memanfaatkan aliran hidrolik untuk memindahkan tenaga.
  1. Transmisi
Transmisi berfungsi sebagai perangkat yang mengubah rasio gigi, artinya saat kita mengganti posisi gear maka rentangan torsi dan kecepatan alat berat bisa berubah. Komponen ini dimanfaatkan untuk memperbesar momen ketika sedang menanjak, serta memperbesar range kecepatan alat berat ketika sedang berada dijalan rata.
Transmisi yang digunakan, juga ada dua jenis yakni:
a.      Direct drive transmission
tipe ini dipasangkan bersama manual clutch, karena memang sistem perpindahan giginya masih manual menggunakan beberapa rangkaian roda gigi. Secara umum, tipe direct drive ini dipakai pada machine dengan ukuran kecil dan beroperasi pada jalan relatif rata. Seperti motor grader dan traktor pertanian.
b.      Power transmission
tipe power transmission digunakan pada tipe torque converter yang memanfaatkan aliran hidrolik. Pada tipe ini, perpindahan gigi bisa langsung dilakukan tanpa perlu putus sambung tenaga dari mesin. Sehingga lebih efektif.
Untuk mekanisme perpindahannya, ada dua macam.
  • Planetary gear, ini menggunakan rangkaian gigi planet yang dapat mereduksi putaran atau menambah momen ketika salah satu gigi di engaged-kan.
  • Counter shaft, tipe ini mirip tranmsisi tipe direct dengan beberapa rangkaian roda gigi. Namun, pada tipe ini diberi tambahan clutch pack untuk melakukan perpindahan gigi.
  1. Transfer Gear
Pada beberapa jenis machine seperti wheel loader yang memilik empat roda dan empat penggerak (4WD), maka perlu komponen tambahan seperti transfer gear. Fungsinya untuk membagi putaran output dari transmisi ke masing-masing roda.
  1. Diferential
Fungsi diferensial adalah untuk membuat putaran roda kiri dan kanan berbeda saat belok agar tidak terjadi selip.
Komponen ini bisa ditemui pada machine yang masih menggunakan roda seperti wheel loader dan dump truck. Sementara untuk alat berat yang menggunakan tracker, menggunakan bevel gear.
Beberapa jenis differential antara lain ;
  • Open differential/standar, tipe ini banyak digunakan pada hampir semua kendaraan. Pada tipe ini, putaran roda kiri dan kanan bisa berbeda tergantung lintasan (biasanya saat belok).
  • Limited slip differential, tipe ini memungkinkan adanya sedikit slip pada roda saat belok untuk menunjang power tetap tersalur dengan maksimal. Tipe ini lebih populer pada race car.
  • Lock differential, tipe ini menggunakan pin pengunci untuk menyamakan putaran roda kiri dan kanan dan pin tersebut akan terlepas saat kendaraan berbelok. Tipe ini lebih sering dipakai pada kendaraan-kendaraan yang beroperasi pada medan off-road.
  • Spool differential, tipe ini menyatukan poros roda sehingga putaran roda kiri dan kanan akan selalu sama meski sedang belok.
5.      Drive shaft
Drive shaft merupakan poros yang dijadikan penghubung antara dua komponen powertrain yang lokasinya berjauhan. Tidak semua alat berat dilengkapi drive shaft, hanya alat berat yang menggunakan roda yang dilengkapi drive shaft.
6.      Final drive
Final drive adalah gigi terakhir yang menghubungkan tenaga dari komponen powertrain ke roda/track, selain sebagai penghubung final drive juga akan mereduksi putaran input untuk menaikan torsi putaran memanfaatkan perbedaan mata gigi. Final drive juga berperan untuk mengubah arah tenaga dari powertrain secara tegak lurus. Sehingga bisa diteruskan ke roda.

2.        Perawatan dan pengujian pada system pemindah tenaga alat berat

Sistem pemindah daya pada alat berat membutuhkan perawatan berkala untuk menjaga agar sistem dalam kondisi yang baik. Perawatan yang diperlukan dalam sistem pemindah daya meliputi:
a. Perawatan dan penggantian oli transmisi/transfer gear/differential dan final drive
Oli transmisi, transfer gear, differential dan final drive merupakan bagian yang penting dalam mendukung kinerja sistem pemindah daya. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Memperhatikan interval jadwal penggantian
Penggantian oli transmisi, transfer gear, differential, dan final drive harus dilakukan secara terjadwal sesuai panduan buku manual.
2) Memperhatikan spesifikasi kekentalan oli
Dalam melakukan perawatan dan penggantian oli transmisi, transfer gear, differential, maupun final drive harus diperhatikan spesifikasi kekentalan oli yang digunakan sesuai panduan buku manual.
b. Melakukan servis oli transmisi
Servis oli transmisi dibutuhkan untuk membantu analisa kerusakan pada sistem transmisi. Hal yang perlu diperhatikan dalam servis oli transmisi antara lain:
1) Lakukan pengoperasian transmisi beberapa menit untuk memanaskan oli transmisi
2) Parkirkan unit alat berat dan nonaktifkan semua perangkat hidrolik
3) Lepaskan sumbat tap oli transmisi, tempatkan oli transmisi pada tempat yang sesuai, amati adanya logam atau material lain yang menempel pada drain plug dan oli transmisi. Informasi ini dapat digunakan untuk menganalisis kerusakan transmisi
4) Lepaskan dan ganti filter transmisi
5) Lepaskan strainer dan amati adanya logam atau material lain pada magnet pada strainer untuk membantu analisis kerusakan transmisi
6) Pasang kembali strainer isi oli transmisi dengan yang baru.
c. Stall testing
Stall test dilakukan untuk menguji performa engine, torque converter transmisi serta sistem rem dalam satu kesatuan uji. Pengujian ini dapat mengidentifikasi terjadinya gangguan pada engine, torque converter serta gangguan transmisi. Stall test memungkinkan turbine runner dalam kondisi stall/berhenti sedangkan pump impeller dalam kondisi putaran engine penuh. Untuk mencapai hal ini, unit alat berat harus dalam kondisi tetap diam dengan kondisi rem diaktifkan penuh dan tuas transmisi pada posisi Drive (D). Stall test dilakukan saat oli transmisi dalam kondisi temperatur kerja normal (760C – 1120C). Setelah dilakukan stall test, maka dapat diketahui nilai rpm stall sebagai dasar untuk menganalisis kondisi sistem pemindah daya. Putaran stall rendah :
ü  Daya engine lemah
ü  Oli transmisi terlalu dingin
Putaran stall terlalu tinggi:
ü  Level oli transmisi terlalu rendah
ü  Terdapat udara pada oli transmisi
ü  Terjadi slip pada clutch
ü  Kerusakan torque converter
Share:

No comments:

Post a Comment

Blogroll

Popular Post

Labels

Followers

Blog Stats

Label List


AD (728x90)

Label Cloud

Popular Posts

Labels Cloud

Recent Posts