Ahad (10/04)… hari yang kunanti-nanti. Pagi ini aku terbangun, terbelalak tidak seperti biasanya. Ada hal yang mengganjal dalam pikiranku, ya…. Hari ini aku pelantikan, ceremonial yang menunjukkan sahnya amanah yang harus ku emban.
Pagi yang cerah, walau tak secerah hatiku…. Aku mencoba bangun dari tidurku. Ku ucek mataku yang sangat berat untuk dibuka. Dengan perjuangan melawan hawa dingin, ku bergegas menuju kamar mandi untuk bersih diri. Hmmmmm….sungguh dingin, sampai menusuk kesela-sela ulu hatiku.
Jam dinding menunjukkan pukul 6.45, aku bergegas menuju aula BAU UMM tempat berlangsungnya acara pelantikan PC. IMM Malang. Dengan tergesa-gesa aku tancap motorku dengan kecepatan tinggi (walau sebenarnya aku tidak tahu berapa kecepatannya karena spidometer motorku mati). Melewati sela-sela mobil yang terjebak macet di pasar Dinoyo aku terus melaju sampai akhirnya aku sampai di tempat parkir UMM.
Dengan tergesa-gesa aku menuju aula BAU, tidak seperti yang aku perkirakan. Ternyata sangat mengecewakan, perjuanganku menaruhkan nyawa dengan mengendarai motor ugal-ugalan, tidak sebanding dengan apa yang telah ada. Bagaiman tidak, aku sampai disitu ternyata masih sepi.
“huuuufffff….tak kira telat, tapi kok masih sepi”, keluhku.
Seperti biasa, kebiasaan orang Indonesia –jam karet-. Satu jam aku menunggu bersama sebagian teman yang ada sampai akhirnya jam 8.00 acara dimulai. Aku tengok ke kanan-kiri melihat teman-temanku dari UM. Ku cari-cari diantara puluhan orang yang sudah berjubel di dalam aula, tapi hasilnya nihil. Aku hanya melihat 7 orang teman dari IMM UM ditambah 2 panitia dan satu teman seperjuanganku di PC. IMM Malang.
Sedikit kecewa memang. seharusnya merekalah orang pertama yang memberiku dukungan moral, tapi ternyata mereka tidak peduli dan tidak mau menyempatkan sedikit waktu buat menyaksikan acara sacralku mengucapkan sumpah untuk menjalankan amanah setahun ke depan yang aku tahu itu tidaklah mudah. Tapi….ya sudahlah, semua sudah terjadi dan terlewati. Hanya satu keyakinanku, semua pasti ada hikmahnya.
“Assalamu’alaikum wrwb”, sejenak suasana aula menjadi sunyi senyap ketika pembawa acara mengucapkan salam.mantra yang ampuh untuk memecahkan kegaduhan yang terjadi dalam aula.
“wa’alaikum salam wrwb”, jawab tamu pelantikan serentak menggemakan seluruh isi aula.
Salam dari MC menunjukkan dimulainya acara. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-qur’an. Suasana terasa damai dan tentram dengan mengalunnya bacaan ayat suci al-qur’an yang dibawakan oleh immawan Mubarok. Sungguh sangat merdu dan khusuk, menusuk hati, mengalir bersama aliran darah memberi kekuatan dan semangat baru untukku. Setelah bacaan ayat suci al-qur’an selesai dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan mars Muhammadiyah yang dibawakan oleh tim paduan suara dari perwakilan komisariat. MC meminta peserta untuk berdiri sejenak.
Tim paduan suara memimpin lagu Indonesia Raya dengan semarak yang diikuti oleh peserta. Sangat terlihat perbedaanya, sungguh sangat luar biasa dan semarak meramaikan seisi aula ditambah dengan barisan tim paduan suara dengan kostum hitam-merah yang menyelaraskan semaraknya suasana. Aku sempat bingung karena tidak ada menyanyikan mars IMM, padahal ini adalah acara IMM. Tapi immawan Mubi langsung bergegas menjelaskan dan meluruskan kebingunganku. Ternyata mars IMM dinyanyikan ketika kita dipanggil ke depan untuk dilantik.
“acara selanjutnya yakni sambutan-sambutan”, lanjut MC dengan suara merdunya yang menunjukkan bahwa acara beranjak menuju yang selanjutnya.
Sambutan pertama disampaikan oleh mas ali sebagai ketua umum DPD. IMM Jatim. Dengan suara khasnya Mas Ali menekankan agar kader-kader IMM, utamanya IMM Malang harus mempunyai karakter building. Segala bentuk keilmuan harus diimbangi dengan karakter dan sikap yang anggun. Kemudian pada sambutan ke dua disampaikan oleh ayahanda Hartoyo, sebelum menyampaikan inti pembicaraan ayahanda Hartoyo sedikit mencairkan suasana dengan menceritakan pengalamannya dalam keilmuan tentang pentingnya komunikasi. Beliau berbicara tanpa arah dengan enaknya menceritakan pengalaman dalm dunia kedokteran dan juga banyak hal yang sebenarnya aku sendiri juga bingung dengan apa yang beliau omongkan, tapi aku berusaha mencerna omongan beliau walau sebenarnya tidak tercerna. “organisasi yang stabil adalah organisasi yang efektif”, kata pak Hartoyo. Beliau menghimbau kepada kader-kader IMM untuk selalu kritis yang proaktif, menanamkan aplikasi ruh-ruh Muhammadiyah, dan menekankan bahwa unsure da’wah harus tetap menjadi yang pertama dan utama. Selain itu ayahanda Hartoyo juga memberi wejangan pada PC. IMM Malang untuk selalu menjaga keutuhan 18 komisariat di malang raya agar tercipta organisasi yang stabil. Untuk sambutan yang ketiga dan juga sebagai sambutan terakhir sekaligus membuka acara pelantikan telah disampaikan oleh PR3 UMM Bapak Drs. Joko Widodo, M. Si., beliau berpesan agar IMM tidak hanya menyoroti isu-isu nasional, tapi juga isu-isu local yang sekarang ini mulai terlupakan oleh pergerakan mahasiswa. Selain itu dengan penuh semangat beliau juga menginginkan agar ada misi penyelamatan dan pengkaderan. Karena sesuai dengan fakta yang ada bahwa pemuda itu haus dengan ghiroh da’wah islam, sehingga perlu wadah untuk mengarahkannya.
“Dengan bacaan basmallah saya buka acara pelantikan dan refleksi milad PC. IMM malang”, buka pak joko dengan suara khasnya yang menggema diseluruh ruangan aula disambut dengan tepuk tangan meriah peserta.
Dengan diakhirinya sambutan dari pak joko menandakan acara pelantikan dan refleksi MILAD telah dimulai. Acara dimulai dengan stadium general dari Bupati malang, bapak Rendra Kresna. Dengan penuh wibawa bapak rendra menuju mimbar dan memulai stadium generalnya dengan ucapan salam dan sedikit banyolan. Yang sangat mengagetkan bahwa beliau adalah alumni IMM, sungguh tidak pernah terbayangkan olehku, aku hanya sedikit merenung apa mungkin pak rendra alumni IMM??, atau mungkin hanya ikut DAD dan tidak aktif???...hmmmm terserahlah, apa pedulinya denganku, yang penting aku sedikit bangga dengan adanya alumni IMM yang menjadi bupati. Seiring do’a juga terpanjat olehku, semoga aku meneruskan jejak beliau kelak…amin…..hehehehe
Dengan penuh semangat, dengan menggebu-gebu pak Rendra menyampaikan stadium general yang sesekali diselingi dengan guyonan dan disambut dengan tawa peserta. Sampai akhirnya tidak terasa satu jam terlewati dan pak Rendra menutup stadium generalnya.
“acara yang selanjutnya yakni pelantikan PC.IMM Malang, yang dilantik oleh DPD. IMM Jatim”, MC membacakan rangkaian acara.
Satu persatu nama kami dipanggil, dari ketua umum sampai akhir. Hatiku berdetak cepat karena beratnya amanah yang dibebankan padaku, mungkin teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama. Lama ku renungi dan kucoba untuk menguatkan hati. Bimbang, risau, dan sedih bercampur aduk menjadi satu. “Ada apa gerangan dengan diriku? Seberat inikah amanah yang nantinya harus aku jalani?”, hatiku perang dengan pikiran yang tak menentu.
Dengan bimbingan dari mas ali ketua umum DPD. IMM Jatim kita disumpah dan dilantik agar benar-benar bisa komitmen dalam menjalani amanah yang sudah dipercayakan pada kami. Dengan berat aku berusaha menirukan kata demi kata, tapi semua itu mulai luntur ketika aku tegaskan dalam diriku untuk selalu ikhlas dalam menjalani amanah. Sungguh besar kekuatan ikhlas, sungguh agung karunia Allah yang menguatkan hatiku. “Ya Allah beri hamba kemudahan dan ketabahan dalam menjalani amanah yang hamba emban setahun kedepan”, do’a ku dalam hati. Tak terasa tetesan air mata telah keluar dari mata sayupku. Dengan ketabahan dan keyakinan aku tersenyum pada diriku sendiri (walau sejatinya untuk menghibur diri…hehehehe).
Saat-saat mendebarkan, beban berat dijatuhkan dipundakku. Dengan tulus ikhlas dan senyum menginginkan ridho-Nya. Atas dasar kecintaanku pada da’wah, Teringat smz dari orang yang selama ini aku kagumi, tapi sayang aku tidak pernah bisa menyatakannya. Aku hanya bisa memendamnya dalam hati kecilku. Smz itu menjelaskan bahwa dakwah adalah cinta dan cinta menuntut kita untuk berbuat segalanya. Karena itulah mungkin ada tenaga positif yang muncul dan membangkitkan diriku untuk bertekad bisa menjalankan amanah beban berat yang dijatuhkan dipundakku dengan dsekuat tenaga.
“Terimaksih”, bisik hatiku kepadanya.
Akhirnya ritual itu selesai dan dilanjutkan pemberian ucapan selamat pada kami, yang sejatinya itu adalah musibah bagiku. Sedikit kebanggaan dan rasa senang mulai muncul ketika aku bisa berjabat tangan dengan pak Rendra Kresna, Bupati Malang. Aku tidak tahu apa didokumentasikan atau tidak, tapi aku sangat berharap ada fotoku bersalaman dengan pak Rendra. Setelah semua selesa, kami kembali ketempat duduk dengan amanah yang harus dijalankan setahun kedepan, dengan beban berat yang dijatuhkan di pundak kami, lebih-lebih diriku yang kurus kering tak berpundak. Acara dilanjutkan dengan refleksi MILAD IMM yang diisi pentas seni.
Tiba-tiba aula menjadi gelap dan lilin-lilin mulai menyala, suara gemuruh terdengar dan keluar dua orang dari balik tirai. Sungguh memukau dan membuatku takjub, ada sepasang laki-laki dan perempuan berlenggak-lenggok menari di depan. Mulai terbesit dalam pikiran “hah…ada perempuan menari….Bolehkah????”. akhinya aku keluar aula dan menghirup sejuknya udara di luar sambil menenangkan diri setelah pelantikan tadi. Sungguh mulai saat itu aku merasa ada sesuatu yang berbeda, semoga aku bisa menjalankan amanah yang telah dipercayakan padaku. Atas dasar da’wah dan kecintaanku pada dakwah.
”Dakwah adalah cinta, dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.sampai pikiranmu, sampai perhatianmu, berjalan, duduk, dan tidurmu, bahkan ditengah lelapmu isi mimpimu pun tentang dakwah, tentang umat yang kau cintai”
Pagi yang cerah, walau tak secerah hatiku…. Aku mencoba bangun dari tidurku. Ku ucek mataku yang sangat berat untuk dibuka. Dengan perjuangan melawan hawa dingin, ku bergegas menuju kamar mandi untuk bersih diri. Hmmmmm….sungguh dingin, sampai menusuk kesela-sela ulu hatiku.
Jam dinding menunjukkan pukul 6.45, aku bergegas menuju aula BAU UMM tempat berlangsungnya acara pelantikan PC. IMM Malang. Dengan tergesa-gesa aku tancap motorku dengan kecepatan tinggi (walau sebenarnya aku tidak tahu berapa kecepatannya karena spidometer motorku mati). Melewati sela-sela mobil yang terjebak macet di pasar Dinoyo aku terus melaju sampai akhirnya aku sampai di tempat parkir UMM.
Dengan tergesa-gesa aku menuju aula BAU, tidak seperti yang aku perkirakan. Ternyata sangat mengecewakan, perjuanganku menaruhkan nyawa dengan mengendarai motor ugal-ugalan, tidak sebanding dengan apa yang telah ada. Bagaiman tidak, aku sampai disitu ternyata masih sepi.
“huuuufffff….tak kira telat, tapi kok masih sepi”, keluhku.
Seperti biasa, kebiasaan orang Indonesia –jam karet-. Satu jam aku menunggu bersama sebagian teman yang ada sampai akhirnya jam 8.00 acara dimulai. Aku tengok ke kanan-kiri melihat teman-temanku dari UM. Ku cari-cari diantara puluhan orang yang sudah berjubel di dalam aula, tapi hasilnya nihil. Aku hanya melihat 7 orang teman dari IMM UM ditambah 2 panitia dan satu teman seperjuanganku di PC. IMM Malang.
Sedikit kecewa memang. seharusnya merekalah orang pertama yang memberiku dukungan moral, tapi ternyata mereka tidak peduli dan tidak mau menyempatkan sedikit waktu buat menyaksikan acara sacralku mengucapkan sumpah untuk menjalankan amanah setahun ke depan yang aku tahu itu tidaklah mudah. Tapi….ya sudahlah, semua sudah terjadi dan terlewati. Hanya satu keyakinanku, semua pasti ada hikmahnya.
“Assalamu’alaikum wrwb”, sejenak suasana aula menjadi sunyi senyap ketika pembawa acara mengucapkan salam.mantra yang ampuh untuk memecahkan kegaduhan yang terjadi dalam aula.
“wa’alaikum salam wrwb”, jawab tamu pelantikan serentak menggemakan seluruh isi aula.
Salam dari MC menunjukkan dimulainya acara. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-qur’an. Suasana terasa damai dan tentram dengan mengalunnya bacaan ayat suci al-qur’an yang dibawakan oleh immawan Mubarok. Sungguh sangat merdu dan khusuk, menusuk hati, mengalir bersama aliran darah memberi kekuatan dan semangat baru untukku. Setelah bacaan ayat suci al-qur’an selesai dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan mars Muhammadiyah yang dibawakan oleh tim paduan suara dari perwakilan komisariat. MC meminta peserta untuk berdiri sejenak.
Tim paduan suara memimpin lagu Indonesia Raya dengan semarak yang diikuti oleh peserta. Sangat terlihat perbedaanya, sungguh sangat luar biasa dan semarak meramaikan seisi aula ditambah dengan barisan tim paduan suara dengan kostum hitam-merah yang menyelaraskan semaraknya suasana. Aku sempat bingung karena tidak ada menyanyikan mars IMM, padahal ini adalah acara IMM. Tapi immawan Mubi langsung bergegas menjelaskan dan meluruskan kebingunganku. Ternyata mars IMM dinyanyikan ketika kita dipanggil ke depan untuk dilantik.
“acara selanjutnya yakni sambutan-sambutan”, lanjut MC dengan suara merdunya yang menunjukkan bahwa acara beranjak menuju yang selanjutnya.
Sambutan pertama disampaikan oleh mas ali sebagai ketua umum DPD. IMM Jatim. Dengan suara khasnya Mas Ali menekankan agar kader-kader IMM, utamanya IMM Malang harus mempunyai karakter building. Segala bentuk keilmuan harus diimbangi dengan karakter dan sikap yang anggun. Kemudian pada sambutan ke dua disampaikan oleh ayahanda Hartoyo, sebelum menyampaikan inti pembicaraan ayahanda Hartoyo sedikit mencairkan suasana dengan menceritakan pengalamannya dalam keilmuan tentang pentingnya komunikasi. Beliau berbicara tanpa arah dengan enaknya menceritakan pengalaman dalm dunia kedokteran dan juga banyak hal yang sebenarnya aku sendiri juga bingung dengan apa yang beliau omongkan, tapi aku berusaha mencerna omongan beliau walau sebenarnya tidak tercerna. “organisasi yang stabil adalah organisasi yang efektif”, kata pak Hartoyo. Beliau menghimbau kepada kader-kader IMM untuk selalu kritis yang proaktif, menanamkan aplikasi ruh-ruh Muhammadiyah, dan menekankan bahwa unsure da’wah harus tetap menjadi yang pertama dan utama. Selain itu ayahanda Hartoyo juga memberi wejangan pada PC. IMM Malang untuk selalu menjaga keutuhan 18 komisariat di malang raya agar tercipta organisasi yang stabil. Untuk sambutan yang ketiga dan juga sebagai sambutan terakhir sekaligus membuka acara pelantikan telah disampaikan oleh PR3 UMM Bapak Drs. Joko Widodo, M. Si., beliau berpesan agar IMM tidak hanya menyoroti isu-isu nasional, tapi juga isu-isu local yang sekarang ini mulai terlupakan oleh pergerakan mahasiswa. Selain itu dengan penuh semangat beliau juga menginginkan agar ada misi penyelamatan dan pengkaderan. Karena sesuai dengan fakta yang ada bahwa pemuda itu haus dengan ghiroh da’wah islam, sehingga perlu wadah untuk mengarahkannya.
“Dengan bacaan basmallah saya buka acara pelantikan dan refleksi milad PC. IMM malang”, buka pak joko dengan suara khasnya yang menggema diseluruh ruangan aula disambut dengan tepuk tangan meriah peserta.
Dengan diakhirinya sambutan dari pak joko menandakan acara pelantikan dan refleksi MILAD telah dimulai. Acara dimulai dengan stadium general dari Bupati malang, bapak Rendra Kresna. Dengan penuh wibawa bapak rendra menuju mimbar dan memulai stadium generalnya dengan ucapan salam dan sedikit banyolan. Yang sangat mengagetkan bahwa beliau adalah alumni IMM, sungguh tidak pernah terbayangkan olehku, aku hanya sedikit merenung apa mungkin pak rendra alumni IMM??, atau mungkin hanya ikut DAD dan tidak aktif???...hmmmm terserahlah, apa pedulinya denganku, yang penting aku sedikit bangga dengan adanya alumni IMM yang menjadi bupati. Seiring do’a juga terpanjat olehku, semoga aku meneruskan jejak beliau kelak…amin…..hehehehe
Dengan penuh semangat, dengan menggebu-gebu pak Rendra menyampaikan stadium general yang sesekali diselingi dengan guyonan dan disambut dengan tawa peserta. Sampai akhirnya tidak terasa satu jam terlewati dan pak Rendra menutup stadium generalnya.
“acara yang selanjutnya yakni pelantikan PC.IMM Malang, yang dilantik oleh DPD. IMM Jatim”, MC membacakan rangkaian acara.
Satu persatu nama kami dipanggil, dari ketua umum sampai akhir. Hatiku berdetak cepat karena beratnya amanah yang dibebankan padaku, mungkin teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama. Lama ku renungi dan kucoba untuk menguatkan hati. Bimbang, risau, dan sedih bercampur aduk menjadi satu. “Ada apa gerangan dengan diriku? Seberat inikah amanah yang nantinya harus aku jalani?”, hatiku perang dengan pikiran yang tak menentu.
Dengan bimbingan dari mas ali ketua umum DPD. IMM Jatim kita disumpah dan dilantik agar benar-benar bisa komitmen dalam menjalani amanah yang sudah dipercayakan pada kami. Dengan berat aku berusaha menirukan kata demi kata, tapi semua itu mulai luntur ketika aku tegaskan dalam diriku untuk selalu ikhlas dalam menjalani amanah. Sungguh besar kekuatan ikhlas, sungguh agung karunia Allah yang menguatkan hatiku. “Ya Allah beri hamba kemudahan dan ketabahan dalam menjalani amanah yang hamba emban setahun kedepan”, do’a ku dalam hati. Tak terasa tetesan air mata telah keluar dari mata sayupku. Dengan ketabahan dan keyakinan aku tersenyum pada diriku sendiri (walau sejatinya untuk menghibur diri…hehehehe).
Saat-saat mendebarkan, beban berat dijatuhkan dipundakku. Dengan tulus ikhlas dan senyum menginginkan ridho-Nya. Atas dasar kecintaanku pada da’wah, Teringat smz dari orang yang selama ini aku kagumi, tapi sayang aku tidak pernah bisa menyatakannya. Aku hanya bisa memendamnya dalam hati kecilku. Smz itu menjelaskan bahwa dakwah adalah cinta dan cinta menuntut kita untuk berbuat segalanya. Karena itulah mungkin ada tenaga positif yang muncul dan membangkitkan diriku untuk bertekad bisa menjalankan amanah beban berat yang dijatuhkan dipundakku dengan dsekuat tenaga.
“Terimaksih”, bisik hatiku kepadanya.
Akhirnya ritual itu selesai dan dilanjutkan pemberian ucapan selamat pada kami, yang sejatinya itu adalah musibah bagiku. Sedikit kebanggaan dan rasa senang mulai muncul ketika aku bisa berjabat tangan dengan pak Rendra Kresna, Bupati Malang. Aku tidak tahu apa didokumentasikan atau tidak, tapi aku sangat berharap ada fotoku bersalaman dengan pak Rendra. Setelah semua selesa, kami kembali ketempat duduk dengan amanah yang harus dijalankan setahun kedepan, dengan beban berat yang dijatuhkan di pundak kami, lebih-lebih diriku yang kurus kering tak berpundak. Acara dilanjutkan dengan refleksi MILAD IMM yang diisi pentas seni.
Tiba-tiba aula menjadi gelap dan lilin-lilin mulai menyala, suara gemuruh terdengar dan keluar dua orang dari balik tirai. Sungguh memukau dan membuatku takjub, ada sepasang laki-laki dan perempuan berlenggak-lenggok menari di depan. Mulai terbesit dalam pikiran “hah…ada perempuan menari….Bolehkah????”. akhinya aku keluar aula dan menghirup sejuknya udara di luar sambil menenangkan diri setelah pelantikan tadi. Sungguh mulai saat itu aku merasa ada sesuatu yang berbeda, semoga aku bisa menjalankan amanah yang telah dipercayakan padaku. Atas dasar da’wah dan kecintaanku pada dakwah.
”Dakwah adalah cinta, dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.sampai pikiranmu, sampai perhatianmu, berjalan, duduk, dan tidurmu, bahkan ditengah lelapmu isi mimpimu pun tentang dakwah, tentang umat yang kau cintai”