TUGAS
AKHIR
MODUL 1 (KEAHLIAN)
1.
Tentukan
volume kompresi sepeda motor Honda Astrea Grand bila diketahui diameter
silinder 50 mm dan panjang langkah piston 49,5 mm, perbandingan kompresi 8,8 :
1
Diketahui : D =
50 mm = 5 cm
L = 49,5 mm = 4,95 mm
C = 8,8
Ditanya : VC =
….???
Jawab :
= 0,875 . 25 . 4,95
= 108,281 cc
=
13,88 cc
2.
Tentukan
kapasitas silinder sepeda motor 4 tak 2 silinder, bila diketahui diameter
silinder 50 mm dan panjang langkah 50 mm.
Diketahui : Sepeda Motor 4 Tak 2 Silinder
D = 50 mm =
5 cm
L = 50 mm =
5 cm
Ditanya : Kapasitas Silinder = ……???
Jawab :
= 0,875
. 25 . 5 . 2
= 281,75 cc
3.
Motor
4 tak, 1 silinder mempunyai panjang langkah 50 mm, diameter silinder 60 mm.
Tentukan daya indikator motor bila tekanan rata-rata 600 kPa pada putaran 3000
rpm
Diketahui : Motor 4 Tak 1 Silinder
L = 50 mm =
5 cm P = 600 Kpa
D = 60 mm =
6 cm n = 3000 rpm
Ditanya : Ni =
…???
Jawab :
=
10,5 (dt)
4.
Jelaskan
prinsip kerja motor 4 langkah (disertai gambar konstruksi dasar) serta
tunjukkan keuntungan dan kerugiannya jika dibandingkan dengan motor 2 langkah
Sebagaimana pengertian bahwa motor bensin 4 tak, untuk
menghasilkan satu kali langkah usaha/kerja memerlukan 4 langkah torak secara
sempurna, yaitu Langkah: Pengisian (Isap), Kompresi, Keja dan Buang. Adapun
rincian tiap langkah tersebut adalah:
a.
Langkah
Pengisian (Isap): dimulai dengan katup masuk terbuka, piston bergerak dari
titik mati atas (TMA) dan berakhir ketika piston mencapai titik mati bawah
(TMB). Campuran udara dan bahan bakar terhisap ke dalam silinder. Langkah ini
berakhir hingga katup masuk menutup.
b.
Langkah
Kompresi: diawali ketika kedua katup tertutup, piston bergerak dari TMB
menuju TMA dan campuran di dalam silinder terkompresi. Sesaat sebelum akhir
langkah kompresi, pembakaran dimulai dan tekanan campuran bahan bakar dan udara
di dalam silinder naik lebih cepat.
c.
Langkah
Kerja, atau langkah ekspansi: dimulai dengan adanya percikan api pada busi
saat piston hampir mencapai TMA dan berakhir sekitar 45o sebelum TMB. Gas
bertekanan tinggi menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika
piston mencapai TMB, katup buang terbuka untuk memulai proses pembuangan dan
menurunkan tekanan silinder hingga mendekati tekanan pembuangan.
d.
Langkah
Pembuangan: dimulai ketika piston mencapai TMB. Ketika katup buang membuka,
piston mendorong keluar sisa gas pembakaran hingga piston mencapai TMA. Bila
piston mencapai TMA, katup masuk membuka, katup buang tertutup, demikian
seterusnya.
Gambar Proses Kerja Motor Bensin 4 Tak
5.
Jelaskan
perbedaan antara motor bensin (gasline engine) dan motor diesel (diesel engine)
yang digunakan pada kendaraan bermotor serta tunjukkan perbedaan konstruksi dan
keuntungan – kerugiannya
NO
|
ITEM
|
MOTOR BENSIN
|
MOTOR DIESE
|
1
|
Bahan Bakar
|
Solar
|
Bensin
|
2
|
Rasio Kompresi
|
15 – 22
|
6 – 12
|
3
|
Ruang Bakar
|
Rumit
|
Sederhana
|
4
|
Pencampuran
bahan bakar
|
Langsung dalam
silinder
|
Di dalam
karburator/melalui injektor
|
5
|
Cara penyalaan
|
Terbakar sendiri
|
Butuh api dari
busi
|
6
|
Getaran suara
|
Besar
|
Kecil
|
7
|
Efisiensi panas
|
30 – 50%
|
22 – 30%
|
Motor diesel juga
mempunyai keuntungan dibanding motor bensin, yaitu:
a. Pemakaian
bahan bakar lebih hemat, karena efisiensi panas lebih baik, biaya operasi lebih
hemat karena solar lebih murah.
b. Daya
tahan lebih lama dan gangguan lebih sedikit, karena tidak menggunakan sistem
pengapian
c. Jenis
bahan bakar yang digunakan lebih banyak
d.
Operasi lebih mudah dan cocok untuk kendaraan
besar, karena variasi momen yang terjadi pada perubahan tingkat kecepatan lebih
kecil.
6.
Identifikasi
bahaya kebakaran pada bengkel otomotif, khususnya pada pekerjaan tune-up motor
bensin karburator
Pekerjaan
Tune-Up motor bensin karburator sangat rawan dengan bahaya kebakaran, oleh
sebab itu harus dilakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja pada saat melakukan Tune-Up motor bensin karburator, antara
lain:
a.
Setiap pegawai di bengkel harus megetahui letak -
letak alat pemadam. Selain itu juga pegawai di bengkel harus tahu juga tanda
alarm kebakaran, sehingga mengetahui harus bertindak apa bila alarm kebakaran
berbunyi. Untuk itu mungkin perlu diadakan latihan simulasi kebakaran di
bengkel
b.
Penggunaan kain lap yang sering terkena oli dan
bensin, akibat sering digunakan untuk mengelap. Maka perlu diberikan tempat
sampah khusus yang terbuat dari bahan logam, dan terpisah dari sampah lainnya.
c.
Hindari pengerjaan yang menimbulkan api pada tempat -
tempat yang menjadi gudang penyimpanan oli dan bahan - bahan lain yang mudah
terbakar. Untuk itu layout bengkel juga harus memperhatikan keselamatan kerja
dari bahaya kebakaran
d.
Tempat mengecharge aki harus aman. Maksudnya harus
bebas dari pekerjaan yang menimbulkan percikan api. Sebab gas aki yang keluar
saat dicharge sangat mudah untuk terbakar.
e.
Sebisa mungkin batasi membawa bahan - bahan yang mudah
terbakar ke dalam bengkel, seperti oli, bensin dan bahan - bahan mudah terbakar
lainnya. Untuk itu juga lokasi penyimpanan barang / gudang bahan yang
mudah terbakar harus aman dan jauh dari sumber api yang mungkin terjadi.
f.
Budayakan
menampung oli bekas dalam wadah berupa drum. Perilaku membuang oli pada salurang
air adalah salah satu pemicu terbesar terjadinya kebakaran. Saluran air yang
terisi oli, ini sangat berbahaya. Seandaikan ada oranng melemparkan puntung
rokok ke dalam salurang, maka oli yang berada dalam saluran air dapat terbakar.
g.
Perbaiki kebocoran sistem bakar yang mungkin terjadi
sewaktu servis. Sistem bahan bakar sering kali terjadi kebocoran pada selang -
selangnya. Jangan anggap remeh kerusakan sistem bahan bakar ini. Untuk itu
dalam melakukan pekerjaan servis, sebaiknya dahulukan perbaiki kerusakan sistem
bahan bakar, agar tumpah bahan bakar tidak membanjir ke mana - mana yang
beresiko riskan bahaya kebakaran.
h.
Dilarang merokok di area bengkel. Hampir semua mekanik,
umumnya kaum pria pasti merokok. Untuk itu area bengkel harus bebas dari rokok.
Andaikan mekanik atau tamu pemilik kendaraan ingin merokok , sediakan tempat
khusus untuk merokok, setidaknya di luar area bengkel.
7.
Identifikasi
alat pelindung diri (APD) yang harus digunakan pada pekerjaan tune-up kendaraan
berbahan bakar bensin EFI
Alat
Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan pada pekerjaan Tune-Up kendaraan
berbahan bakar bensin EFI diantaranya:
1)
Sepatu
pelindung (safety shoes). Seperti sepatu biasa,
tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat.
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia
2)
Sarung
Tangan. Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
3)
Masker
(Respirator). Berfungsi sebagai
penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk
(misal berdebu, beracun).
8.
Lakukan
perhitungan total beban kelistrikan system penerangan pada kendaraan
a.
Lampu
jarak dekat
Jumlah lampu 2
buah, daya 50 W ,penyambungan paralel
Besar arus I = (P1
/ V) + (P2 / V) = (50 / 12) + (50/ 12) = 8, 33 A
Tahanan lampu
dekat R = V2 / P = 122 / 50 = 2,88
b.
Lampu
jarak jauh
Jumlah lampuh 2
buah, daya 60 watt penyambungan paralel
Besar arus I = (P1
/ V) + (P2 / V) = (60 / 12) + (60/ 12) = 10 A
Tahanan lampu
dekat R = V2 / P = 122 / 60 = 2,4
Sekering yang digunakan
1,5 x arus = 1,5 x 10 = 15 A
9.
Jelaskan
prosedur penggunaan dan pemanfaatan APAR
Prosedur dan
pemanfaatan APAR adalah sebagai berikut:
1)
pilih jenis alat pemadam kebakaran yang sesuai
dengan bahan yang terbakar atau kelas kebakaran,
2)
usahakan selalu mengukuti arah angin pada waktu
memadamkan kebakaran,
3)
praktekkan kaedah PASS ketika menggunakan alat
sebagaimana gambar 1, yaitu:
- Pull (tarik):
tarik segel keselamatan/safety pin
- Aim (tujuan):
arahkan nozel ke arah puncak api
- Squeeze (tekan):
tekan handle untuk menyemprotkan media pemadam api
-Sweep (sapu): gerakkan nozel ke kanan dan
ke kiri untuk menyegerakan proses pemadaman.
10. Jelaskan type macam sumber api dan bahan
pemadam api yang ada dalam pekerjaan perbengkelan
Kebakaran
dapat digolongankan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A, B, C dan D dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kelas A (Solid Fire)
Kebakaran kelas A merupakan kebakaran yang terjadi pada
bahan-bahan seperti kayu, kertas, sampah, dan kain. Media yang dapat digunakan
untuk memadamkan kebakaran kelas A adalah air dan debu kering.
b. Kelas B (Liquid Fire)
Kebakaran kelas B merupakan kebakaran yang terjadi pada zat
cair yang mudah terbakar seperti minyak, cat, vernis. Pemadaman kebakaran kelas
B dapat dilakukan dengan menggunakan media debu kering, buih/soda dan
varpourising liquid.
c. Kelas C (Gas and Stim Fire)
Kebakaran kelas C merupakan kebakaran yang terjadi pada gas
seperti butana, propane, oxy acetalane, gas (LPG). Pemadaman kebakaran kelas C
dapat dilakukan dengan menggunakan media debu kering, karbon dioksida (CO2) dan
varpourising liquid.
d. Kelas D (Metal Fire)
Kebakaran kelas D merupakan kebakaran yang terjadi pada
unsur-unsur logam seperti potassium, sodium, kalsium, titanium dan magnesium.
Pemadaman kebakaran kelas D dapat dilakukan dengan menggunakan media soda abu,
pasir, debu kering dan powder. Sedangkan kebakaran api elektrik tidak termasuk
dalam kelas-kelas api diatas dan dapat dipadamkan dengan menggunakan alat
pemadam api yang sesuai.